Kamis, 06 Oktober 2011

Menangis, Cara Terburuk Atasi Masalah Cinta


Wanita kerap menggunakan air mata sebagai 'senjata' untuk meluluhkan hati kekasihnya saat terjadi pertengkaran. Dengan harapan, pria menjadi iba dan akhirnya mau menuruti keinginannya.

Tapi ternyata air mata tidak selalu bisa menyelesaikan masalah. Diam, adalah reaksi paling umum yang biasanya dilakukan pria saat melihat kekasihnya menangis. Hal ini karena, air mata menyebabkan kebingungan dan rasa bersalah dalam dirinya.

Masih ada dua penyebab lain, kenapa Anda sebaiknya tidak menitikkan air mata di depan pria.

1. Wanita yang Menangis Membuat Pria Panik
Ketika pria melihat wanita menangis, otaknya akan 'berhenti' memikirkan hal lain, kecuali air mata yang membasahi pipi dan wajah yang terlihat merana. Akibatnya, ia jadi panik dan tidak bisa fokus pada permasalahan sebenarnya. Pada akhirnya, ia memilih untuk diam bahkan bisa saja dia pergi karena tidak tahan melihat tangisan si wanita.

2. Menangis Tersedu-sedu: Buat Pria Merasa Bersalah
Di dalam pikiran pria, tangisan tersedu-sedu dari seorang wanita seolah mengatakan: "Ya, kamu bersalah sudah membuat saya seperti ini". Sikap ini bisa membuat pria terpojok sehingga otaknya menolak untuk 'mencerna' perkataan yang keluar dari mulut kekasihnya.

Dia akan mencoba bersikap defensif; mencoba menyangkal dari kesalahan yang telah diperbuatnya pada Anda. Dia juga akan bersikeras kalau masalah yang terjadi bukan sepenuhnya karena kesalahannya. Meskipun mungkin pada kenyataannya, memang dia yang bertanggung jawab.

Bagaimana seharusnya menyikapi masalah serius yang terjadi dalam hubungan asmara?

Saat bertengkar atau membahas permasalahan serius dalam hubungan, cobalah mengontrol emosi. Mungkin akan ada satu-dua tetes air mata yang mengalir, tapi usahakan tetap ambil sikap tenang dan jangan meratap. Marah dan mengungkapkan kekesalan sangat wajar dalam pertengkaran, namun jangan sampai meledak-ledak.

Jika ingin menangis tersedu-sedu, lakukanlah saat Anda sendiri di dalam kamar. Atau, Anda bisa menangis kencang di depan sahabat atau orang terdekat. Mereka akan dengan sukarela 'meminjamkan' bahunya dan membiarkan Anda meluapkan kesedihan, selama dan sebesar Anda mau.

Setelah itu, keringkanlah air mata Anda, tenangkan diri dan baru mulai berbicara dengan pasangan. Apapun masalahnya, jika menghadapi kekasih dengan tenang dan tingkah laku yang rasional, dia akan bersedia mendengarkan Anda. Meskipun apa yang akan dia dengar mungkin tidak disukainya.

Tapi setidaknya, membicarakan masalah dengan kepala dingin akan memudahkan kalian berdua untuk sama-sama mencari solusinya. Dan, hal itulah yang paling penting, dibandingkan terus-menerus meributkan masalah yang bisa berujung pada putusnya hubungan asmara.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More